Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Akhir Tahun...

Yaaaaa besok udah tahun baru..... teroteeeetttt toreeeettt!!!! Jadi apa yang kalian lakukan? Party? Mabok? Tidur? Nonton TV? Bikin resolusi? Yaaa jadi apapun itu terserah kalian lah, aku lagi ga mau komentar. Jadi sepanjang tahun 2014 ini, apa yang telah kalian lewati?? Sedihkah? Senengkah? Buat ku tahun 2014 itu tahun perjuangan! Kaya hari pahlawan yaa? Bukan... bukan lagi ngomongin pahlawan kok. Dan tahun yang penuh ujian. Yaaaa the real “ujian” ujian kehidupan. Yaaa jatuh, ditolak, mereasa kehilangan, kekecewaan, bangkit, lalu dihempaskan lagi. Kayanya emang semesta pengen ngajak bercanda. Tahun yang harus luar biasa sabar, ikhlas, dan selalu bersyukur. Tapi yaaa itu masih akan jadi ujian di tahun depan. Karena tahun ini sepertinya aku belum lulus juga dari “ujian” itu. Well, terimakasih buat yang selalu ada, yang pernah ada, yang mau ada. Aku tanpa kalian cuma remah kastengel. Terimakasih buat dukungan, pelukan, dan segala kesediaan waktunya yang mau ada disaat susah,

BAHAGIA

Wow ternyata tahun 2014 ini, mencatat rekor posting tulisan terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya :”). Aku yang selo apa lagi seneng-senengnya nulis ya? Kayanya dua-duanya deh. Lagi banyak banget  ide apa yang mau ditulis. Heheeee Menurut kalian, apasih arti B A H A G I A itu? Seneng? Gembira? Bersyukur? Setiap orang memaknai bahagia dengan berbeda beda. Ada yang bahagia itu sederhana, sesederhana dikasih sarapan, dikasih pelukan, dikasih cinta. Yaaaa sesuatu yang ga bisa kita ukur dengan apapun! Jadi jangan pernah buat meremehkan kebahagiaan orang. Ada orang yang kalo makan sambel aja tiap hari udah bahagia, ada yang kalo bisa punya sendal swallo bisa bahagia, punya pensil ayam aja bahagia, punya jam Baby G aja seneng ga ketulungan, punya hape Android dari tahun lalu ga ganti, juga bahagia. Tapi bisa jadi hal yang kita anggap sederhana sebenarnya udah sangat mewah buat orang lain. Jadi jangan diremehin. Punya keluarga yang utuh aja, buat sebagian orang itu udah mewah banget,

Society's Judgment

Gambar
Dulu ku punya sahabat. Terakhir aku liat twitternya isi tweet dia itu tentang doa dan segala harapan dia. Bahkan relosusinya pun dia tulis di blog. Aku bukannya sirik, atau iri, tapi apa pantas hal kaya gitu diumbar di Sosmed? Bukankah akan lebih syahdu yang tau hanya kita dan Tuhan? Jadi orang lain memang tak perlu tau apa doa kita kan? Sejak saat itu akun twitternya aku Mute dari aplikasi twitter di HP. Gak ada gunanya aku baca apa yang dia tweet.   Dulu, sebelum aku sadar, aku ngetwet apapun. Yaa kesel, yaa seneng. Pokoknya aku tweet aja. Sampe yaa itu aku kena yang namanya society's judgment . Di nasehatin ini itulah, dibilang ini itulah sampe aku “sedih”. Sampe aku mbatin, “lo gak tau kan seberapa besar usaha gw?” nah itu orang lain ga perlu tau dan kebanyakan emang ga mau tau usaha kita, yang ada cuma “lulus, lolos, dan berhasil ”. ini salah satu isi mention yang cukup bikin ngelus dada Lalu kemudian akhirnya aku sadar. Bahwa gak semua orang perlu tau kaya apa

Pembaca Setia

Ternyata bukan cuma artis atau aktor aja yang punya penggemar seabrek. Belakangan penulis novel pun mulai mendapat tempat dihati pencintanya. Katakanlah Dewi “Dee” Lestari, Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, Andrea Hirata, Raditya Dika, A Fuadi, Tere Liye, Donny Dirghantoro, Asma Nadia dan sederet mana beken lainnya. Tapi ternyata sesorang yang tadinya bukan penulis pun sekarang terkenal karena novelnya yang laris di pasaran. Sebut saja Padji Pragiwaksono, Ernest Prakasa, Dara Prayoga, Falla, Adinda, Alexander Thian, Trinity dan puluhan artis lain. Padji dan Ernest berawal dari Stand Up Comedi, Dara seorang seleb twet yang jadi terkenal karena isi twetnya. Begitu juga Falla seorang seleb twet yang juga dokter muda dan sudah menelurkan 2 buku. Alexander Thian atau yang biasa followernya panggil dengan Koh Lexy ini terkenal karena hobby travelernya. Seminggu dia di London, minggu depan dia sudah mendarat di Jogja. Lima hari kemudian dia sudah upload foto di salah satu padang rumput di Austral

Betah di Rumah? Kenapa Tidak?

Banyak yang nanya kenapa aku suka di rumah dan males banget keluar kalo ga perlu-perlu banget. Adanya yang nyaranin untuk selalu keluar. Jangan cuma di rumah terus. Aku itu bingung mau kemana? Aku sering kok pergi ke mall, nonton, tapi yaa itu sendiri. Dan bakal jadi pertanyaan lagi kalo ketemu temen, “heh kamu sendiri banget?? Wah berani yaaa?” apa salahnya sih seorang diri?? Bawel banget. Soalnya saya ga tau dan gak punya list temen yang kira-kira bisa diajak. Dan belum tentu selera film saya sama dengan temen saya. Gitu. Saya sih kalo diajak nonton film, ya ayok. Sejauh itu film saya sukai. Toh kalo mau wifi di rumah juga udah ada, jadi aku ga perlu repot-repot pergi kan? Makan juga udah ada, kalo pengen jajan baru nyari keluar. Selama ga ada yang ngajakin keluar atau pergi yaaa aku di rumah. Nerusin skripsi yang bikin snewen, pening, kesel. Bales-bales kartu pos, atau online, nemu berita aneh-aneh, atau baca dari satu blog ke blog yang lain. Yaa entahlah, aku ini kalo pergi da

Demam Ice Bucket Challenge

Akhir-akhir ini pasti lagi sering denger istilah Ice Bucket Challenge itu lho yang nyiram diri sendiri pake air es. Hampir semua tokoh dunia ikut serta. Misalnya Bill Gates, Mark Zuckerberg, Justin Bieber, LeBron James. Artis papan atas Indonesia juga gak mau kalah. Kayak Bunga Citra Lestari, Julia Perez, Daniel Mananta, dan sederet nama beken lain. Sebenernya apa sih alasannya? Ternyata asal mula Ice Bucket Challenge adalah “ketika pada 30 Juni sebuah program TV Amerika, Golf Channel Morning Show, mengulas tentang fenomena media sosial dan kemudian melakukan Ice Bucket Challenge secara live. Segera setelah itu, pada 15 Juli seorang pegolf bernama Chris Kennedy melakukan tantangan yang sama dan menantang sepupunya Jeanette Senerchia dari Pelham, New York. Dan kebetulan suami Jeanette, Anthony, telah menderita ALS selama 11 tahun.   Sehari kemudian, Jeanette melakukan tantangan itu, sementara putrinya yang baru berusia 6 tahun memfilmkan aksinya di depan rumah mereka. Meski awalnya

Ignorant

status Facebook salah satu dosen... "Salah satu hal salah yang dilakukan orangtua: tidak mengenal teman-teman anaknya... . - tidak berusaha mengenal nama teman anak sendiri di Playgroup - tidak mengajak bicara teman SD anak ketika si teman bertandang ke rumah - tidak mengetahui rumah sahabat anak ketika SMP - tidak memberi telinga dan hati ketika anak sedang tertarik dengan lawan jenis di SMA -tidak turut membaca buku yang dibaca anak semasa kuliahnya Tau-tau...ketika si anak sudah dewasa.... - kok kamu kenal orang begituan dari mana sih? - dapat ide gila darimana kok mau pindah agama? Bla bla. Padahal ignorant parents mestinya bersyukur si anak gak terjerumus yang aneh2... karena si anak membesarkan dirinya sendiri...." dan emak saya melakukan semua hal di atas, lantaran saya memang introvert jadi jarang cerita kalo ga ditanya jadi emak jarang tau dengan siapa saya berkawan, dengan siapa saya jatuh cinta dan siapa yang mengantar saya pulang. say

Graduation Day

Hari ini beberapa temanku telah diwisuda. Kampus yang kemarin sepi hari ini mendadak jadi riuh ramai sekali. Saat saya datang di kampus, saya sendiri bingung karena sejujurnya saya tak tau akan menemui siapa. Tadinya saya telah janjian dengan teman, tapi smsku pun tak dibalasnya hingga aku pulang. Setelah prosesi di GSP selesai, mereka berbondong-bondong ke Fakultas masing-masing. Ada yang bercengkrama dengan keluarga, ada yang berkumpul dengan teman-teman mereka. Lantas sayapun berpikir jika saya diwisuda kelak, siapa yang akan menyambutku selepas wisuda? Sahabat? bahkan saya tak berpikir dia akan datang. Toh sayapun enggan mengabarinya. Biarlah dia mungkin tak perlu tau. Dan lagi selama ini tak pernah sekalipun saya menghadiri wisuda teman. Saya bisa merasa kebingungan di tengah keramaian. Saya mungkin akan tampak seperti orang tersesat. Lagipula belum pernah ada yang meminta saya untuk datang ke wisudanya. Hal ini yang mungkin membuat saya semakin bingung jika saya mendadak dat

Sahabat

Sahabat... Kata yang belakangan menjadi asing di telinga, Hanya karena keegoisan dan ketidakpedulian membuat kata sahabat tak lagi ada artinya.. Bersama dalam suka dan duka? Itu hanya di dongeng dan cerita novel., kenyataannya, sahabat itu lebih asik dengan dunianya. Bahkan sukanya pun tak terbagi. Kesibukan selalu menjadi alasan. Sesibuk apapun kamu, tak ada waktukah bagi sahabatmu? Hemm atau masih kah aku sahabatmu? Kata orang, sahabat itu yang bisa nemenin kamu belajar, ke kampus, dengerin cerita-cerita kamu, chating ga jelas sampe malem, curhat bareng, liburan bareng, nonton bareng, nemenin kamu nyari barang, nemenin belanja, ada disaat kamu tambah usia, setiap tahun kasih surprise ulang tahun,. Mungkin sahabat “ini” anti mainstream, bukan seperti yang orang kata. Okee.. Dulu emang ada yang nemenin jalan-jalan, nemenin makan siang, nemenin curhat sampe dini hari, tapi itu dulu, sebelum dia punya yang baru. Pas dia inget masih ada “aku”. Kalo mengikuti kata orang, saha

Kekurangan

kadang gw minder sama diri gw sendiri. gak tau yaa.. aneh aja. dari dulu juga gw gak pernah percaya diri. banyaklah jeleknya. dan gw selalu beranggapan mungkin "hanya gw yang kaya gini" nerd!. tapi pernah ga suatu ketika kmu juga nemuin orang yang sama anehnya dan nerdnya?? pas ketemu dia kamu ga bakal malu dengan semua keanehan kamu. karena kalian "sama". ya gitu, kalian tampak kaya orang nornal pas lagi jalan atau ngobrol meski orang tetep bilang aneh. kalian ga peduli. atau ketemu sama orang yang ga aneh, tapi dia mau nerima apapun diri kita. Gw kadang mikir egois, berharap orang lain mau nerima kekurangan gw. Tapi di satu sisi mungkin gw gak kepikiran kalo banyak orang lain yang kekurangan. Gw selalu beranggapan cuma gw yang banyak kekurangan. Padahal di luar sana jauh lebih banyak kekurangannya dari Gw. Kalo orang lain bisa nerima semua kekuranganku, mungkin aku juga harus berusaha nerima kekurangan mereka, apa latar belakangan mereka dan apa masa lalu

Move On

Akan ada saat kita melepaskan sesuatu yang dulu menjadi rutinitas kita. Bahkan menjadi hobby. Merelakan dan melepaskan sesuatu untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Akan ada saatnya aku di tahap dewasa dengan umur yang tak lagi muda. Saat-saat itu tentu tak bisa lagi memikirkan “main-main dan hiburan lain” sehingga melupakan tanggung jawab. Udah saatnya aku “ move on ” dan mulai berhenti untuk tidak lagi besikap kekanak-kanakan layaknya gadis ABG. Melepaskan segala sesuatu yang dulu sangat aku sukai. Berat si, tapi aku tau waktu ini akan tiba, dimana saatnya aku mulai beranjak dewasa. Udah bukan waktunya lagi aku cari perhatian dengan para pemain NBL, ikutan kuis agar dapat voucher, kaos, stiker, atau merchandise NBL lain. Udah bukan waktunya lari-larian ngejar pemain cuma pengen foto bareng, udah bukan waktunya nungguin mereka di GOR sampe malem atau nongkrongin di hotelnya. Di umurku yang sekarang, aku udah cukup “tua” untuk itu semua. Tapi sebagai perempuan tentu wajar jika

SEPENGGAL CERITA...

Gambar
Meski seminggu telah berlalu, namun rasanya memori ini masih tetap tertinggal disana.  Rasa ini seakan semakin menyiksa kala suatu waktu tanpa sadar melewatin tempat itu lagi. Yaa GOR UNY. Seminggu lebih mengunjunginmu hanya untuk berjumpa, ber “say hai”. Tahun ini menjadi tahun ketiga penyelenggaraan NBL Championship Series di Yogya sekaligus menjadi terakhir kalinya gelaran Final diadakan di kota ini. Rasa sedih tentu tak dapat dipungkiri, mengingat banyak sekali hal yang terjadi selama NBL berkunjung ke Yogya. Dari mulai mendatangi hotel para pemain, mencuri waktu melihat mereka latihan, hingga mendapat contac person salah satu pemain agar lebih dekat. Dulu, berharap IBL  (Liga sebelum NBL) kurun waktu  2007-2009  mampir ke Yogya saja seperti mimpi. Rasanya tidak mungkin. (Kalo tak salah ingat tahun 2004-2005 IBL pernah mampir ke GOR Amongrogo sebelum Gempa Yogya 2006). Sayang waktu itu gak tau tentang basket. Tapi tiga tahun kemudian, tahun 2010, setalah liga dikelola DBL,

Menunggu dan Merelakan

Pernahkah kamu sangat berharap terhadap sesuatu? Misal menang kuis atau undian? Kamu begitu cemas menantikan pengumuman konfirmasi. Hampir tiap hari kamu mengecek atau mencari tau, tapi belum juga ada konfirmasi. Hingga ada di satu titik ketika kamu mulai enggan dan merelakan undian tersebut, kamu berusaha melupakan. Hari-hari tak lagi dipenuhi cemas penasaran. Lalu, beberapa hari kemudian, hal yang tak kamu sangka, tapi hal itu hal yang dulu kamu inginkan. Kamu terpilih menjadi pemenang!! Apa yang akan terjadi? Apa yang akan kamu lakukan? Jika itu aku, mood yang sejak awal sangat baik, dan menunggu dengan sabar, jadi tak berarti. Saat tau jadi pemenag, malah jadi kosong, hampa, oh udah, gini aja nih jadi pemenang???? Rasa ingin itu lenyap, tergerus penantian panjang yang kunjung pasti. Serius, andai pemenang itu ada yang mau ambil, dengan senang hati aku beri! Tanpa ada menyesal. Silakan..., entah kenapa aku seperti anak kecil, tapi aku butuh kepastian, aku udah gak percaya hal

Twet Nampol Yang Juarak

       yeahmahasiswa   kalo ada yang ngajak ngumpul, usahakan kumpul walau ngga lagi kangen-kangen amat. Who knows it’s their last, or yours      yeahmahasiswa   sayangnya kangen itu datengnya ngga barengan; pas kita kangen mereka yang dikangenin lagi ngga kangen. Dan sebaliknya. " @yeahmahasiswa   people come and go, selagi masih bisa kumpul, usahakanlah kumpul " @yeahmahasiswa nikmatin kebersamaan, while it lasts " @yeahmahasiswa   nyatanya ilang temen yang biasanya suka ngumpul bareng lebih nyakitin daripada putus sama patjar, " @yeahmahasiswa sampe masing-masing udah sibuk sendiri-sendiri. kalo udah gini, ya ngga bisa nyalahin siapa-siapa, emang masanya udah habis :’) " @yeahmahasiswa   masa-masa kita bener-bener bikin effort buat ketemuan, bukan sekedar kalo waktunya luang doang… " @yeahmahasiswa ada satu titik masa di mana lo seolah ngeliat ke belakang, terus sadar kalo temen2 yang dulu barengan satu2 pada hilang. Is it jus