Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Bunuh Diri dan Kedamaian Sejati

Berturut – turut mendengar berita bunuh diri. Aku tidak ingin menyalahkan mengapa mereka melakukan hal itu. Tapi aku hanya mencoba melihat, mengapa akhirnya seseorang memilih mengakhiri hidupnya. Bagi sebagian orang dunia ini adalah segalanya. Bahkan tak jarang banyak orang yang dibutakan karenanya. Ada yang ingin hidup hingga 1000 tahun lagi. Tapi tak sedikit juga orang yang menanggap dunia ini bagai neraka. Padahal, tak pernah ada yang tau neraka itu seperti apa. Bagi mereka yang sering menjadi korban perundungan, bullying, dihina, dilecehkan, tak pernah diaggap, mereka berharap tak pernah dilahirkan jika hanya menjadi ‘sampah’. Masa sekolah bagi sebagian anak tak lagi menjadi masa yang mengasikkan. Bukan hanya di sekolah, tidak jarang, ada yang dibully oleh anggota keluarga. Iya. Anggota keluarga. Mungkin mereka hanya bisa diam. Tapi mereka tumbuh dalam rasa penolakan yang tidak pernah terpikir oleh yang lain. Rasa sakit yang dia simpan selama bertahun – tahun. Peneri

Tidak Ada Yang Perlu Dikhawatirkan

Gambar
Mungkin ada yang bertanya kenapa memposting tulisan yang kita bikin sendiri, [ life-must-go-on ,] dipost di blog sendiri butuh keberanian? Mengapa harus menunggu waktu? Mengapa ditunda-tunda? Karena isi tulisan bersifat pribadi, ada perang batin dan konsekuensi jika nanti akhirnya diketahui oleh umum. Menduga-guda tanggapan orang lain setelah mereka membaca. Karena bagiku, itu bukan tulisan biasa, itu tulisan kejujuran. Ada ketakutan jika aku jujur dan menulis itu, lalu orang yang membaca jadi berubah sikap, jadi tampak menyebalkan, atau malah aku dikasihai. Sungguh bukan itu yang aku mau. ------- Aku nulis blog bukan buat galau-galauan atau menye-menye. Bukan mau membuka aib atau keburukan. Aku hanya ingin berbagi cerita yang mungkin tak sempat aku ceritakan. Yang mungkin sulit untuk aku ceritakan secara langsung. Yap, mau bagaimanapun hal itu bagian dari diriku. Siapa tau, dengan orang membaca, mereka yang juga sedang mengalami, atau pernah merasakan tidak merasa sendi

Life Must Go On

Ada alasan terbesar kenapa memutuskan gabung jadi salah satu volunteer film Jepang yang kebetulan diputer di Indonesia.  Selain keluar dari zona nyaman juga pelarian.   Baru ini juga jadi volunteer acara film animasi dari Jepang. Hal yang sama sekali ga k aku pahami sejak awal. Tapi, Alhamdulillah bisa bertahan sejuah ini. Aku blas ga kenal orang-orang kecuali Myta yang ud a h kenal lebih dulu waktu magang. Seminggu sebelum gabung, bisa dibilang hidup ku kok surem. Ngerasa gagal, ga berguna, susah dapet kerjaan. Bahkan mikir, emang ada yang mau nerima ‘sampah’ kaya aku? Jujur aku kadang ga merasa pintar. Bodoh dan bermental lemah. Salah satu kekuatanku yang nulis. Sampah ini bukan dalam arti jahat atau kejam. Tapi sungguh kok ga berguna gitu lho. Ditolak hampir di 18 kantor/perusahaan. Sedih? Udah jangan tanya. Hidup kaya zombie. Mau cerita sama keluarga kok yaa memalukan. Karena keluarga termasuk orang sukses dan ga akan percaya hal kaya gini. Bahkan hubungan dengan keluarga te