Pulang
by: freepic |
“Dasar
anak rumahan”
“Gak pernah
main ya”
“hih pulang
sebelum magrib ya”
Kata-kata
diatas udah sering kali terdengar. Tidak hanya sekali, bahkan puluhan kali.
Yang mereka
tidak tau adalah alasan kenapa saya selalu mengahbiskan waktu di rumah. Yang mereka
tidak tau, saya punya pertimbangan mengapa saya memilih pulang sebelum malam
menjemput pagi. Yang mereka tidak paham adalah tradisi di keluarga saya.
Bahwa keluarga
saya masih menganut paham, “anak perempuan gak baik keluar malem-malem.” Pintu pagar
rumah yang akan sudah dikunci saat jam menunjukkan pukul 10 malam. Hal-hal
seperti ini yang tidak semua mengerti. Mau dijelaskan? Percuma. Jadi saya
terima saja jika ada berkata saya anak rumahan.
Rumah.
Tempat
bersandar
Tempat
menjadi diri yang utuh
Sampai
saat ini saya belum punya alasan untuk pergi. Karena memang belum saatnya untuk
pergi. Waktu ketika siap untuk membuat keputusan besar yang akan mengubah hidup
selamanya. Sayap saya memang membutuhkan ruang lebih luas untuk mengepak. Tapi satu
sayap saya masih tertinggal dibawah kaki ibu saya. Sayap ini yang mengingatkan
saya untuk selalu pulang. Selelah apa pun. Sejauh apa perjalanan yang sudah
saya lewati.
Rumah.
Sesederhana
ranjang yang nyaman. Selimut tipis yang hangat.
Jika pergi
memiliki alasan. Satu-satunya alasan adalah saya bukan lagi hanya milik
keluarga saya lagi, tapi saya sudah milik orang lain. Akan ada nama baru
dibelakang nama saya. Saat sayap di bawah kaki ibu telah selesai berbakti dan
siap untuk mengepak lebih keras melihat dunia. Sayap membutuhkan rumah baru. Tempat
saya pulang. Tempat saya belajar menjadi ibu. Tempat saya kembali menjadi
manusia dengan dunia yang sama sekali baru. Dunia yang tak kan lagi sama. Dunia
yang akan mengajarkan arti kerja keras, kesabaran, keteguhan dan ikhlasan. Dunia
yang mengajarkan bahwa tangis bukan lagi kesedihan. Bahwa tawa tak selalu
bahagia.
Rumah.
Saya akan
pulang
Saya tidak
pergi malam hari, karena saya tau, masih ada keluarga dalam nama saya. Masih ada
sayap yang tidak bisa saya bantah. Sayap yang akan saya hormati. Sayap di bawah
kaki ibu.
Terimakasih
ibu, maaf jika anakmu tak pulang tepat waktu.
Komentar
Posting Komentar