Curhat Seorang Fans


Liburan semester yang lama, terus gak ada kegiatan, mau liburan atau berkunjung ke obyek wisata juga gak ada rencana. Jadi ya, paling penganggruran di rumah. Mau main keliling Jogja juga rasanya males kalo sendiri, gak ada temen yang bener-bener temen. Jadi ya.. paling aku ngebolang sendiri, nonton sendiri, dan emang udah kebiasanya sendiri sih.
Well, bukan itu sekarang yang mau aku ceritain. Aku pengen berbagi aja awal mula banget bisa terjuan suka sama olahraga bola orange. Sejak awal, jaman IBL masih di salah satu TV swasta, aku suka nonton tiap sabtu-minggu sampe gak mau diajak pergi jalan-jalan gagara cuma mau nonton. Heran aja, tumben banget ada pertandingan basket yang diliput ma TV swasta, kan gak pernah ada tuh. Sepakbola sering, tiap hari juga ada, Bulutangkis, Volly juga sering, nah Basket bisa ada di TV itu rada heran, tumben. Setelah lama-lama aku ikutin tiap minggu sampe final aku ikuti tanpa tau kalo ternyata penonton yang dateng di GOR itu dikit banget. Pantes abis itu kontrak yang tadinya panjang, diputus gitu aja. Sebel. Setahun jadi gak nonton.

Nah sejak pertama kali aku nonton basket di TV itu, salah satu tim yang jadi idolaku itu Garuda Bandung. Aku hafalin nama-nama pemainnya satupersatu. Kelly Purwanto, Aguy (Agustinus Dapas Sigar, Denny Sumargo, Gagan Rahcmat, Andre Tiara, Okto, Indra, Teddy, Hendru, Hendrik, Cokorda Raka (Wiwin), Mario Wuysang, Lolik, Nico Donnda. Setiap mereka tanding di TV aku selalu nonton. Sampe Ibuku sama adeku udah hapal banget. Gagara belain nonton basket NBL 2010-2011 di Solo. Aku bilangnya mau nonton basket, Garuda yang main. Mana ka Denny juga sering muncul di TV, jadi mereka makin tau.

Tapi lama-lama kok..... gak tau ahh... lama-lama jadi garing gitu. Sejak Kelly pindah, Wuysang pindah, jadi gak seru lagi (pendapatku). Emang si, masuknya Lolik sempat membawa angin segar gitu. Dengan segundang pengalaman dia. Tapi, yaa tetep aja balik lagi. Gak ada perubahan yang berarti di Skuad Garuda, melempem. Katanya gagara gak kompak, gagara ada yang merasa bintang. Masa iya gitu? Yaa aku gak tau si sebenernya ada apa atau seperti apa. Atau perubahan manajeman dari Bandung terus pindah ke Jakarta sehingga malah makin jauh dari publik Bandung dimana Garuda dibesarkan? Mungkin. Gak ada tau pasti. Karena siapa si AKU? Aku Cuma gadis, fans dari ujung jauh di selatan Jawa, di Yogyakarta, yang selalu nonton mereka di TV, belain ke Solo. Hobby ngumpulin foto2 mereka jaman masi Panasia Garuda. Jadi rasanya aku gak berhak apa-apa atas mereka, toh aku juga bukan orang asli Bandung. Aku juga ke Bandung Cuma 2 kali. Sekalinya ke sana, juga bela-belain sampe C’tra Arena Cuma mau beli baju Garuda di Ref, di sebelah GOR. Bakal nyesek kalo belum pernah mampir. Udah jauh-jauh ke Bandung, masa gak ke GOR C’tra si.

Terus apa yang menjadi gundah? Waktu tau kalau sebagian besar nama-nama yang aku sebut diatas, udah gak di Garuda lagi itu sedikit nyesek. Lha, aku taunya mereka. Aku suka liat mereka bersama-sama. Dan lagi, bener kata bang Idan di blognya. Fans itu penting banget. Garuda Bandung yang kalo tanding di Bandung selalu penuh, didudukung ribuan penonton, nyatanya terakhir ini sudah mulai sedikit sepi. Tidak sebising dan seberisik dulu. NBL season 1, seri Bandung mencatat sejarah rekor penonton paling banyak. Tapi ditahun ke 2, sepertinya itu tidak bertahan. Ada yang kurang, rasanya ada hilang dari mereka. Apa ya? Ada bisa bantu mungkin? Dulu kenapa aku milih tim favorit Garuda buka Aspac atau SM yang notabene selalu langganan juara karena permainan Garuda itu keren. Mereka bisa kalah di Q1-Q2, tapi mereka bisa bangkit terus menggejar di Q akhir, bahkan yang lebih dramatis saat menggalahkan Aspac di waktu Over time semifinal NBL 2008, sejarah untuk pertama kali Garuda melanggkah ke Final. Aku seneng banget. Bahkan sampe beli majalah HAI yang memuat artikel Garuda. Kalo inget gimana perjuangan nyari itu majalah.

Kalo ditanya, kamu fansnya Garuda iya, (tapi dulu). Sekarang mungkin aku masih salah satu fans mereka (tanpa mereka akui pun). Aku akan selalu ingat ka Kelly ma ka Aguy main satu tim. Satu lagi ada ka Mario. Jujur  tim ini udah komplit banget. Tapi gak tau kenapa kata “menang” sepertinya masih jauh. Kalo pemain Garuda masih seperti dulu, aku bermimpi bisa nonton bareng di GOR C’tra bareng orang Bandung. Sama neriakin Faisal. Hahaa.... tapi kayanya mimpi itu bakal mustahil ya.

Maaf kalo aku harus nulis ini, tapi jangan salahkan fans kalo mereka nanti pada akhirmya pindah tim kesayangan atau tim idola. Saat tim lain mulai berlomba-lomba menjaring fans, seolah-olah pamor fans fanatik Garuda redup, entah dimana mereka. Mereka menyebar, membaur dengan fans dari tim lain. Ya mungkin juga termasuk aku. Saat SM yang sudah tenar sejak dulu mempunyai masa yang kuat, dengan adanya twitter, FB, dan blog atau wabsite masa ini semakin banyak, semakin luas. Diikuti Aspac, Pelitajaya dan CLS Knights. Yang aku ketahui, CLS adalah tim yang paling sering mengupdate informasi apapun. Baik pemainnya ataupun fansbase. Begitu juga blog dan website. Benar-benar di buat secara profesional. Lalu SM, Aspac dan begitu juga Pelitajaya. Bagaimana Garuda? Seakan-akan gaungnya hilang. Atau mereka tidak membutuhkan fans? Twitter mereka jarang sekali update. Hanya twiiter Pelitajaya dan CLS yang rajin sekali mengupdate score kala tim mereka bertanding. Tak jarang mereka menginfokan kegitan para pemain. Lalu Garuda? Entahlahnya.

Aku yang terombang-ambing pertanyaan, fans siapa sebenarnya sekarang mungkin akan lebih sering mendukung CLS. Padahal kalo mau dibilang aku baru banget. Gak kenal nama pemainnya. Lebih sering liat pemain Aspac ma SM, dan malah medukung CLS. Aku awal suka CLS sejak Final NBL season 1. Mereka begitu luarbiasa. Semangat mereka amazing. Apalagi Dimaz Muharri seperti tak kenal kata lelah memandu teman-temannya. Aku yang untuk pertama kali bertemu dengan CLS taun ini di Champion Seris, entah kenapa seolah mendapat keluarga baru. Kakak baru. Kenapa bukan Garuda? Karena mungkin takdir memang tidak berjodoh. Selalu ada jalan yang terbuka setiap akan bertemu dengan CLS, baik di Hotel, di Surabaya, belain-belain nonton Surabaya Fever supaya ketemu sama pemain CLS. Aku gak punya teman di Yogya khusunya yang juga fans berat Garuda, mungkin, seandainya ada, aku juga akan ke Hotelnya. Tapi karena teman-temanku adalah fans dari Dimaz dan CLS mau tidak mau aku gabung. Toh aku juga kagum dengan tim ini.

Apalagi, yang aku tau CLS adalah tim yang mengutamakan fans. Mereka yang membuat adanya perkumpulan fans CLS (keren ya) seandainya Garuda juga bikin. Dan lagi mereka aktif sekali menginformasikan apapun seputar pemain dan segala kegiatannya. Waktu pertama kali ketemu tim CLS di hotel, ada rasa hanggat dan rasanya disambut, serasa dianggap dan diperhatikan. Apalagi baru juga kenal, ketemu, aku dan beberapa teman ku udah sok akrab dengan Ernest. Hehee. Gak tau. Asik aja. Toh dia juga gak pernah protes atau merasa terganggu. Dan malah sewaktu di Surabaya kemarin juga tidak menyia-yiakan kesempatan buat main ke GOR Kertajaya, base camp CLS. Dan beruntungnya ada Ernest. Hehee. Meski gak sempat ngobrol lama sama ka Wijin. Tapi gapapa deh. Makasih yaaa ka, dan semua udah mau nerima aku ma temenku yang gak jelas ini. 

sekian curhatku. makasih ya yang udah mau baca, 
sampai jumpa

Komentar

  1. maaf ralat.., itu maksudnya final IBL 2008, bukan NBL, maap salah ketik ;)

    BalasHapus

Posting Komentar